Pada awalnya Upin & Ipin termasuk sebagai gagasan dari film Geng: Pengembaraan Bermula, Upin & Ipin dibuat oleh Mohd. Nizam Abdul Razak, Mohd. Safwan Abdul Karim, dan Usamah Zaid, para pemilik Les' Copaque. Ketiganya merupakan bekas mahasiswa dari Multimedia University
Malaysia
Kamis, 24 April 2014
profil pemain kartun masha and the bear
Masha
Satu-satunya karakter manusia yang ada di serial ini, berbicara bahasa manusia, dan pengisi suara oleh Alina Kukushkin.
Satu-satunya karakter manusia yang ada di serial ini, berbicara bahasa manusia, dan pengisi suara oleh Alina Kukushkin.
- Suka lolipop, sering mengunjungi temannya, Beruang, bermain dengan penghargaannya,
lirik lagu linking park "number"
I’m tired of being what you want me to be
Feeling so faithless, lost under the surface
Don’t know what you’re expecting of me
Put under the pressure of walking in your shoes
(Caught in the undertow, just caught in the undertow)
Feeling so faithless, lost under the surface
Don’t know what you’re expecting of me
Put under the pressure of walking in your shoes
(Caught in the undertow, just caught in the undertow)
Selasa, 08 April 2014
AKSESORIS HELLO KITTY
Senin, 07 April 2014
CERPEN PERSAHABATAN HELLO KITTY
REAL FRIEND
karya : regina natalina naomi
Aku tidak tahu, sungguh. Ini mustahil. Aku tidak melakukannya! Aku bukan pelakunya.
Ah ya, perkenalkan aku Sherly. Siswi kelas 3 SMP Nusa Antara. Em, ingin tahu apa yang kualami? Mmm, mungkin aku perlu bercerita.
Ah ya, perkenalkan aku Sherly. Siswi kelas 3 SMP Nusa Antara. Em, ingin tahu apa yang kualami? Mmm, mungkin aku perlu bercerita.
Semua dimulai dari sahabatku yang mendapat teror dari orang yang tak dikenal berupa surat misterius. Semula, sahabatku Andina mengabaikannya, tapi lama-kelamaan ia merasa terusik juga oleh surat-surat itu.
Ia mulai menyelidiki segala kemungkinan yang berhubungan dengan surat itu. Anehnya, semua buktinya mengarah padaku. Hei, bukan aku pelakunya! Aku jujur, sungguh.
Kalau buntut masalah ini tidak panjang, aku juga tak akan
memproblemkannya. Tapi sekarang, semua orang menatapku seolah aku adalah
kutu di rambut mereka. Mereka semua menganggapku pengkhianat, jahat,
antagonis. Aku benci semua itu. Persahabatanku hancur, diikuti
reputasiku.
Aku berusaha kuat. Kuat saja, kuat. Aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan orang-orang yang hanya bisa menuduh tanpa membuktikannya.
Segala masalah ini membuatku lelah. Lebih baik aku beristirahat.
***
"Liat tuh, si pengkhianat. Hah, jahat banget dia. Masih belagak ga ada apa-apa lagi. Idih, jijik gue." Suara seorang siswa mulai menghinaku. Aku bersikap santai dan tidak menghadapi dengan harap dia lelah sendiri.
Tapi nampaknya itu mustahil. Dia malah terus menghinaku, terus. Dan itu didepan Andina dan membuatnya semakin benci denganku.
Apa jangan jangan... Dia pelakunya? Dara pelakunya? Astaga, apa yang dia harapkan dengan berbuat seperti itu? Berharap Vieno beralih padanya? Mencari sensasi? Atau apa?
Tapi itu jelas tidak mungkin. Tidak mungkin.
***
Aku memejamkan mataku. Lelah mendera, menuntutku segera tidur. Tapi beban yang menimpaku ini seolah menahanku, tidak dapat beristirahat dengan tenang. Memoriku mengingat saat Andina pertama kali mendapat surat teror itu.
"Ada apa, An?"
"Tau nih, ada surat buat gue,"
"Surat cinta kali?"
Andina nyengir. "Pengennya sih gitu.
"Yaudah, buka aja!"
"Oke..."
Heh, Andina anak sok manis…
Gue ingetin, jangan sok! Muak gue ngeliat lo. Inget ya. Awas lo. Jika lo terus tebar pesona sama si dia gue bisa pastiin semua bisa mengancam hidup lo. Gue gak akan biarin lo hidup tenang! Ngerti?
Wajah Andina syok, tapi sejenak kemudian dia bersikap santai dengan berkata, "Biarin aja. Orang iseng kali!"
Aku ingat, saat itu aku hanya mengangkat bahu tidak tahu. Lagipula aku bisa menanggapi apa? pikirku kala itu.
Aku mengerjapkan mata pelan. Kupandangi sebuah gelang pemberian Andina yang melingkar di pergelanganku. Benarkah Andina sahabatku? Kenapa dia mudah terhasut orang lain? Sahabat yang sejati tak akan langsung mudah percaya pada perkataan tanpa bukti orang lain yang memfitnah sahabatnya, bukan?
Ah, aku ingat ibuku sempat berkata bahwa ada surat untukku sebelum ia berangkat kerja.
Kubuka amplop itu.
...
Heh Sherly,
Gimana? Enak, diabaiin temen? Enak? Mudah mudahan lo suka.
Tunggu aja deh, masih ada kejutan lainnya buat lo. Semoga lo suka, haha!
Pengen ga diganggu oleh masalah ini lagi? Gue liat mata lo berkantung gitu ya. Haha. Mau gak gue kembaliin sahabat dan reputasi lo? Tapi ada syaratnya. Jauhin Vieno!
From someone who hate you
...
Aku tercekat. Mataku mengerjap beberapa kali. Nyatakah ini? Siapa? Siapa yang tega melakukan ini?
Dia ingin aku menjauhi Vieno? Vieno sahabatku, tetangga sejak kecilku, sekaligus sepupu baikku?
Ini harus diluruskan.
***
Ien, gw tunggu lo di tempat biasa yo. gpl. penting bro, cepet.
Begitulah isi SMS yang kukirimkan pada Vieno. Aku memang harus mengkoordinasikan ini pada sepupu terdekatku ini. Jika tidak, masalah semakin panjang dan aku akan semakin stres.
Oke sis, gw dtng segera.
Aku menghela napas lega. Semoga masalah pelik ini dapat semakin cepat terurai.
***
"Ada apa, sis?"
"Gini, ..." Aku menjelaskan segala beban yang bertengger di pundakku yang kutanggung sendiri selama sebulan ini. Vieno mengangguk mengerti.
"Iya, gue emang keren, jadi banyak fansnya."
"Eh, gue udah panik gini lo malah narsis gitu, Ien? Woy, nyadar bro!"
"Becanda kali Sher! Oke, gini aja. Lo laksanain peritah orang nyebelin itu."
"Lalu?"
"Nanti kita omongin lagi. Oke, sekarang lo mau traktir gue?"
"Dasar!"
***
...
Sherly sok cantik!
Lo gak denger omongan gue kemaren? Kenapa lo malah nemuin Vieno? Pake becanda2 gitu lagi, iewh.
Gue mau ketemu lo, sok cantik! Belakang sekolah, besok pulang sekolah. Jangan ajak siapapun!
Inget!
...
Mau apa sih, orang ini? Jahat sekali. Oke, aku akan pergi.
***
Kupandangi seluruh penjuru taman belakang ini. Mana si misterius itu? Pengecutkah dia sehingga berubah pikiran?
"Gue kira lo ga dateng, Sherly."
Suara itu- Dara! Benar dugaanku. Aku memutar tubuhku.
"Kenapa lo nantangin gue kesini?" nada ucapanku gagah berani sekaligus menantang.
"Berani? Oke, gue minta lo jauhin Vieno!"
"Kenapa begitu?" tanyaku.
"Karena gue suka sama Vieno!"
"Kalo gue bilang, gue dan Vieno ga punya hubungan khusus, masalah lo apa?"
"Cih!" cibir Dara meremehkan. "Keliatan akrab begitu!"
"Karena gue sepupu Vieno!"
Dara membeku. Pipinya mulai berubah soft pink. Dia tak mampu berbicara. Aku mengalahkannya dalam satu kalimat.
"Kenapa diem? Malu atau apa?"
Dara terduduk lemas. "Sori..."
"Trus gimana lo blikin semua ini? Bisa?"
"Gue coba..."
***
Keadaan membaik. Semua tak memandangku layak kotoran di sepatu.
Tetapi aku mendiamklan Andina. Ternyata Andina disuruh Dara, lalu Andina menurutinya, dan itu membuatku berang! Sahabat sejak SD-ku dengan mudahnya menuruti orang yang baru dikenalnya tidak sampai setahun. Huh, baik sekali.
Andina berusaha meminta maaf padaku, aku terus mengabaikannya. Ia mengikutiku saat perjalanan pulang, mencoba menjelaskan. Semula, aku tak mengindahkannya. Tapi satu kalimat langsung membuat persepsiku berubah.
"Gue ga mau lo terluka..."
Aku menoleh padanya.
"Gue ga mau lo disakitin Dara. Dia bilang akan nyakitin lo kalo gue ga ngelakuin apa yang dia mau. Sebenernya, gue tersiksa, Sher, gue kesiksa ngeliat lo sedih banget gitu. Tapi kalo gak..."
"Stt," potongku. "Thanks ya An... Perhatian lo baik banget. Maaf gue sempet prasangka buruk sama lo..."
"Gue yang harusnya minta ma..."
'Sttt, udahlah. Yang penting... Friend?"
"Friend! Thanks Sher, lo mau maafin gue!"
Aku memeluk Andina. Sahabatku, selamanya takkan berubah. Sahabat sejatiku yang rela mengorbankan perasaannya demi menyelamatkan hati sahabatnya, meski dia kurang berpikir lebih jauh. Tapi dia tetap sahabat sejatiku.
Andina balas memelukku. "Thanks..." bisiknya.
Aku berusaha kuat. Kuat saja, kuat. Aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan orang-orang yang hanya bisa menuduh tanpa membuktikannya.
Segala masalah ini membuatku lelah. Lebih baik aku beristirahat.
***
"Liat tuh, si pengkhianat. Hah, jahat banget dia. Masih belagak ga ada apa-apa lagi. Idih, jijik gue." Suara seorang siswa mulai menghinaku. Aku bersikap santai dan tidak menghadapi dengan harap dia lelah sendiri.
Tapi nampaknya itu mustahil. Dia malah terus menghinaku, terus. Dan itu didepan Andina dan membuatnya semakin benci denganku.
Apa jangan jangan... Dia pelakunya? Dara pelakunya? Astaga, apa yang dia harapkan dengan berbuat seperti itu? Berharap Vieno beralih padanya? Mencari sensasi? Atau apa?
Tapi itu jelas tidak mungkin. Tidak mungkin.
***
Aku memejamkan mataku. Lelah mendera, menuntutku segera tidur. Tapi beban yang menimpaku ini seolah menahanku, tidak dapat beristirahat dengan tenang. Memoriku mengingat saat Andina pertama kali mendapat surat teror itu.
"Ada apa, An?"
"Tau nih, ada surat buat gue,"
"Surat cinta kali?"
Andina nyengir. "Pengennya sih gitu.
"Yaudah, buka aja!"
"Oke..."
Heh, Andina anak sok manis…
Gue ingetin, jangan sok! Muak gue ngeliat lo. Inget ya. Awas lo. Jika lo terus tebar pesona sama si dia gue bisa pastiin semua bisa mengancam hidup lo. Gue gak akan biarin lo hidup tenang! Ngerti?
Wajah Andina syok, tapi sejenak kemudian dia bersikap santai dengan berkata, "Biarin aja. Orang iseng kali!"
Aku ingat, saat itu aku hanya mengangkat bahu tidak tahu. Lagipula aku bisa menanggapi apa? pikirku kala itu.
Aku mengerjapkan mata pelan. Kupandangi sebuah gelang pemberian Andina yang melingkar di pergelanganku. Benarkah Andina sahabatku? Kenapa dia mudah terhasut orang lain? Sahabat yang sejati tak akan langsung mudah percaya pada perkataan tanpa bukti orang lain yang memfitnah sahabatnya, bukan?
Ah, aku ingat ibuku sempat berkata bahwa ada surat untukku sebelum ia berangkat kerja.
Kubuka amplop itu.
...
Heh Sherly,
Gimana? Enak, diabaiin temen? Enak? Mudah mudahan lo suka.
Tunggu aja deh, masih ada kejutan lainnya buat lo. Semoga lo suka, haha!
Pengen ga diganggu oleh masalah ini lagi? Gue liat mata lo berkantung gitu ya. Haha. Mau gak gue kembaliin sahabat dan reputasi lo? Tapi ada syaratnya. Jauhin Vieno!
From someone who hate you
...
Aku tercekat. Mataku mengerjap beberapa kali. Nyatakah ini? Siapa? Siapa yang tega melakukan ini?
Dia ingin aku menjauhi Vieno? Vieno sahabatku, tetangga sejak kecilku, sekaligus sepupu baikku?
Ini harus diluruskan.
***
Ien, gw tunggu lo di tempat biasa yo. gpl. penting bro, cepet.
Begitulah isi SMS yang kukirimkan pada Vieno. Aku memang harus mengkoordinasikan ini pada sepupu terdekatku ini. Jika tidak, masalah semakin panjang dan aku akan semakin stres.
Oke sis, gw dtng segera.
Aku menghela napas lega. Semoga masalah pelik ini dapat semakin cepat terurai.
***
"Ada apa, sis?"
"Gini, ..." Aku menjelaskan segala beban yang bertengger di pundakku yang kutanggung sendiri selama sebulan ini. Vieno mengangguk mengerti.
"Iya, gue emang keren, jadi banyak fansnya."
"Eh, gue udah panik gini lo malah narsis gitu, Ien? Woy, nyadar bro!"
"Becanda kali Sher! Oke, gini aja. Lo laksanain peritah orang nyebelin itu."
"Lalu?"
"Nanti kita omongin lagi. Oke, sekarang lo mau traktir gue?"
"Dasar!"
***
...
Sherly sok cantik!
Lo gak denger omongan gue kemaren? Kenapa lo malah nemuin Vieno? Pake becanda2 gitu lagi, iewh.
Gue mau ketemu lo, sok cantik! Belakang sekolah, besok pulang sekolah. Jangan ajak siapapun!
Inget!
...
Mau apa sih, orang ini? Jahat sekali. Oke, aku akan pergi.
***
Kupandangi seluruh penjuru taman belakang ini. Mana si misterius itu? Pengecutkah dia sehingga berubah pikiran?
"Gue kira lo ga dateng, Sherly."
Suara itu- Dara! Benar dugaanku. Aku memutar tubuhku.
"Kenapa lo nantangin gue kesini?" nada ucapanku gagah berani sekaligus menantang.
"Berani? Oke, gue minta lo jauhin Vieno!"
"Kenapa begitu?" tanyaku.
"Karena gue suka sama Vieno!"
"Kalo gue bilang, gue dan Vieno ga punya hubungan khusus, masalah lo apa?"
"Cih!" cibir Dara meremehkan. "Keliatan akrab begitu!"
"Karena gue sepupu Vieno!"
Dara membeku. Pipinya mulai berubah soft pink. Dia tak mampu berbicara. Aku mengalahkannya dalam satu kalimat.
"Kenapa diem? Malu atau apa?"
Dara terduduk lemas. "Sori..."
"Trus gimana lo blikin semua ini? Bisa?"
"Gue coba..."
***
Keadaan membaik. Semua tak memandangku layak kotoran di sepatu.
Tetapi aku mendiamklan Andina. Ternyata Andina disuruh Dara, lalu Andina menurutinya, dan itu membuatku berang! Sahabat sejak SD-ku dengan mudahnya menuruti orang yang baru dikenalnya tidak sampai setahun. Huh, baik sekali.
Andina berusaha meminta maaf padaku, aku terus mengabaikannya. Ia mengikutiku saat perjalanan pulang, mencoba menjelaskan. Semula, aku tak mengindahkannya. Tapi satu kalimat langsung membuat persepsiku berubah.
"Gue ga mau lo terluka..."
Aku menoleh padanya.
"Gue ga mau lo disakitin Dara. Dia bilang akan nyakitin lo kalo gue ga ngelakuin apa yang dia mau. Sebenernya, gue tersiksa, Sher, gue kesiksa ngeliat lo sedih banget gitu. Tapi kalo gak..."
"Stt," potongku. "Thanks ya An... Perhatian lo baik banget. Maaf gue sempet prasangka buruk sama lo..."
"Gue yang harusnya minta ma..."
'Sttt, udahlah. Yang penting... Friend?"
"Friend! Thanks Sher, lo mau maafin gue!"
Aku memeluk Andina. Sahabatku, selamanya takkan berubah. Sahabat sejatiku yang rela mengorbankan perasaannya demi menyelamatkan hati sahabatnya, meski dia kurang berpikir lebih jauh. Tapi dia tetap sahabat sejatiku.
Andina balas memelukku. "Thanks..." bisiknya.
PROFIL PENULIS
Nama: Regina Natalina NaomiTTL:Jakarta, 25 Desember 2000.
ASAL MULA HELLO KITTY
Hello Kitty adalah karakter fiksi yang diproduksi oleh perusahaan Jepang Sanrio, didesign pertama kali oleh Yuko Shimizu. Hello kitty digambarkan sebagai kucing putih perempuan Jepang dengan sebuah pita merah.
Penampilan pertama karakter ini pada sebuah barang, dompet uang vinyl, diperkenalkan di Jepang pada 1974 dan dibawa ke United States pada 1976. Karakter ini adalah pokok dari segmen kawaii (cute/lucu) dari kebudayaan Jepang.
Pada umur 36 di tahun 2010, Sanrio mempersiapkan Hello Kitty ke fenomena pasar global seharga $5 milyar setahun.
Awalnya ditujukan kepada gadis-gadis pre-remaja, pasar Hello Kitty melebar dengan memasukkan konsumer dewasa. Hello Kitty dapat ditemukan pada berbagai produk mulai dari peralatan sekolah sampai aksesoris fashion dan produk konsumer tingkat atas.
Beberapa TV seri Hello Kitty, yang menargetkan anak2 telah dibuat. Hello Kitty adalah juga karakter utama pada dua taman bermain Jepang Sanrio, Harmonyland dan indoor Sanrio Puroland.
PROFIL HELLO KITTY
Hai ,, pecinta hello kitty atau pun hello kitty " lover's "
hemm ,, ini untuk profil hello kitty untuk kalian !!
Hello Kitty (ハローキティ Harōkiti?) adalah nama untuk sebuah karakter yang didesain oleh perusahaan Jepang, Sanrio. Hello Kitty yang memiliki nama lengkap Kitty White adalah personifikasi dari kucing berwarna putih dengan ciri khas pita atau hiasan lainnya di daun telinga sebelah kiri dan mulut yang tidak digambar.
Hello Kitty pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1974.
Hak cipta Hello Kitty didaftarkan pada tahun 1976 dan sekarang merupakan merek dagang di seluruh dunia. Pada waktu pertama kali diperkenalkan, target utama pemasaran Hello Kitty adalah anak perempuan, tapi sekarang penggemar Hello Kitty terdiri dari wanita maupun pria dari berbagai kalangan usia.
Di Jepang, penggemar berat dan kolektor Hello Kitty disebut Kitty-ra. Pada tahun 2004, barang-barang Hello Kitty menembus pasar lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Karakter Hello Kitty sudah merupakan subkultur yang mewakili budaya Jepang.
hemm ,, ini untuk profil hello kitty untuk kalian !!
Hello Kitty (ハローキティ Harōkiti?) adalah nama untuk sebuah karakter yang didesain oleh perusahaan Jepang, Sanrio. Hello Kitty yang memiliki nama lengkap Kitty White adalah personifikasi dari kucing berwarna putih dengan ciri khas pita atau hiasan lainnya di daun telinga sebelah kiri dan mulut yang tidak digambar.
Hello Kitty pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1974.
Hak cipta Hello Kitty didaftarkan pada tahun 1976 dan sekarang merupakan merek dagang di seluruh dunia. Pada waktu pertama kali diperkenalkan, target utama pemasaran Hello Kitty adalah anak perempuan, tapi sekarang penggemar Hello Kitty terdiri dari wanita maupun pria dari berbagai kalangan usia.
Di Jepang, penggemar berat dan kolektor Hello Kitty disebut Kitty-ra. Pada tahun 2004, barang-barang Hello Kitty menembus pasar lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Karakter Hello Kitty sudah merupakan subkultur yang mewakili budaya Jepang.
SEMUA TENTANG HELLO KITTY
dan apa kesukaan mu ?
ini baju couple hello kitty
tas hello kitty
istana hello kitty
kamar hello kitty
aksesoris hello kitty
SURAT KECIL UNTUK MU TUHAN
Tuhan ...
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan ...
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku
terjadi pada orang lain
Tuhan ...
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk Mu
Tuhan ...
Bolehkah aku memohon satu hal untuk Mu
Tuhan ...
Biarkan aku dapat melihat dengan mata ku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan ...
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku
terjadi pada orang lain
Tuhan ...
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk Mu
Tuhan ...
Bolehkah aku memohon satu hal untuk Mu
Tuhan ...
Biarkan aku dapat melihat dengan mata ku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya
MY REGRET
My crying ...
When heart knocked
The shadow of crime always come
Meditate and drop tears
It's enough to remember guilty
My crying ...
Broken accompany me
Always contantly Your forgiveness
Turn arround direction in my life
In within my direction of mecco
To worship you
My crying ...
In praying matter my blue
Improve my morals
improve my action
Take me for from people who invite to me
To Your forbidden
My crying ...
Grain rosary always company me
To ask for all forgiveness
Tell my hope to You
Sit in my regret
BY : ISNAINI SUCI RAHAYU
When heart knocked
The shadow of crime always come
Meditate and drop tears
It's enough to remember guilty
My crying ...
Broken accompany me
Always contantly Your forgiveness
Turn arround direction in my life
In within my direction of mecco
To worship you
My crying ...
In praying matter my blue
Improve my morals
improve my action
Take me for from people who invite to me
To Your forbidden
My crying ...
Grain rosary always company me
To ask for all forgiveness
Tell my hope to You
Sit in my regret
BY : ISNAINI SUCI RAHAYU
Langganan:
Postingan (Atom)